Mengambil Filosofi dari Alam.
Mengambil Pelajaran dari Alam.
Kembali ke Alam.
Berguru pada Alam.
Alam merupakan Guru yang Paling bijaksana.
Harmoni Alam.
Hiduplah menyatu dengan Alam.
Bercermin dan meneladani alam.
Alam ini, sungguh menakjubkan. Bukan hanya keindahannya
saja, tetapi bagaimana juga alam dapat mengatur dirinya sendiri berdasarkan
hukum alam yang berlaku. Mungkin, hanyalah manusia yang malah merusak interaksi
yang telah terjadi begitu saja dialam tersebut, manusialah yang (kebanyakan)
mengganggu hubungan harmonis yang terjalin rapi dan terikat dengan hukum alam.
Sejatinya sebagai manusia yang dianugrahi pikiran dan
kesempurnaan melibihi makhluk lain, dapat memikirkan tenteng apa yang ada di
alam, alam yang begitu kompleks diciptakan hanya untuk manusia untuk diambil
manfaatnya untuk kelangsungan peradabaan umat manusia. Bukan hanya itu,
slayaknyalah kita hidup secara harmonis dengan alam, karena sesungguhnya alam
juga dapat memberikan pelajaran pada kita. Pelajaran dalam arti yang
sebenarnya. Bukan pelajaran yang mrujuk pada intelegensi saja, tetapi pelajaran
bagi jiwa, bagi hati yang gusar, ini dapat disebut sebagai memaknai alam.
Banyak filosofi-filosofi yang dapat kita ambil dar alam yang
menuntun kita dalam menapaki jalan berliku kehidupan. Inilah beberapa filosofi
yang <sepertinya> perlu saya rangkum dan
Semoga bermanfaat, tak terkecuali untuk saya pribadi.
Bijak berkata . . . .
“ Hiduplah
seperti kerang .Seekor kerang kecil merasa
dirinya tak berharga, tak banyak dilihat orang, dan tak seorang pun tahu
bahwa kerang kecil itu merasa kesakitan setiap hari, kerang kecil itu terus
menerus kesakitan karena terus menerus ada butiran pasir yang masuk kedalam
dirinya. Dia tidak menyerah akan rasa sakit itu, mencoba untuk tetep sabar, dia
yakin pasti ada hikmah tersendiri dibalik itu semua. Dan . . .benarlah,
kesabaran nya itu terbayarkan, sekarang dia dapat tersenyum karena dia telah
menghasilkan sebuah mutiara yang indah dan berharga. Siapa yang tidak suka
dengan mutiara? ”
“
Hiduplah seperti Lautan. Karena lautan begitu bijak .
Dia tidak pernah memilih-milih air sungai yang akan masuk kedalamnya. Baik yang
jernih maupun yang keruh. Banyak maupun sedikit. Luas maupun sempit. Semua dia
terima.. Walaupun begitu laut tetap indah, selalu memberi manfaat dan hasil dan
sekaligus disegani bukan?” .
“
Hiduplah seperti Induk
Ayam. Yang tidak pernah lupa mencarikan makan
anaknya. Ayam saja dapat mencarikan makan anak-anaknya dengan cara yang
sederhana . Lalu bagaimana dengan manusia dengan segala kemampuannya?”
“
Hiduplah seperti Pohon Mangga. Bila
seseorang melemparnya dengan batu, ia membalasnya dengan buah. “
“Hiduplah seperti Pohon Bambu. Yang
dimana-mana selalu bermanfaat dan berguna. Meja,kursi wadah nasi,
pagar,kipas,lincak dan masih banyak lagi dibuat dari bambu, bukan?”
“
Hiduplah seperti
Semut. Yang selalu bekerja keras, pantang
menyerah, walaupun kecil tetapi tidak gentar terhadap musuh yang lebih besar ,
selalu bersatu dan bekerja sama untuk mencapai tujuannya. Dengan bersatu sering
kali mereke dapat mengalahkan musuh yang lebih besar. Tidak jarang belalang pun
kalah dengan pasukan semut.”
“
Hiduplah seperti Bunga Lily. Bunga
Lily yang hanya berbunga tiap pagi, dan di akhir hari bunga tersebut akan layu.
Namun sebelum layu ia telah memberikan yang terbaik, ia telah memancarkan
keindahannya. Setiap hari ia memberikan keindahan yang sama. Setiap pagi ia
memberikan keharuman yang sama, walau kadang tak dihiraukan orang.ia tidak
pernah bersedih walau tak di perhatikan orang. Karena ia tahu, bahwa dalam
hidupnya ia Cuma punya satu misi, yakni memberikan keindahan.”
“
Teladanilah sifat Lebah. Yaitu, ia hanya memakan makanan yang bersih,
mengeluarkan sesuatu yang bersih dan bermanfaat,hinggap di tempat yang bersih
dan tidak merusak atau mematahkan tempat yang dihinggapinya, selain itu labah
juga hewan yang pekerja keras, bekerja secara organisasi dan kolektif (saling
melengkapi), patuh pada satu pimpinan, dan lebah tidak pernah memulai
menyerang. Hanya melukai kalau ia di ganggu, itupun merupakan usaha terakhir
dan merupakan usaha bunuh diri, karena setelah ia mengeluarkan ,sengatnya tidak
lama berselang ia pun akan mati.”
“
Hiduplah seperti Tanaman
Padi. Yang bila padi semakin berisi maka ia akan
semakin merunduk.”
“
Hiduplah seperti Pohon Pisang. Yang
terus hidup dan tumbuh, ia tidak peduli
walau barkali-kali di tebang atau ditumbangkan, ia tetap saja berjuang untuk
hidup dan tidak akan mati sebelum ia memberikan manfaat. Pohon pisang hidup
untuk berbuah dan mati setelah meninggalkan manfaat . Sebelum apa yang jadi
tujuannya tercapai ia tidak akan semudah itu mati.”
“
Hiduplah seperti Pinguin, Angsa, Merpati dan Elang . Yang setia sekali
seumur hidup pada
pasangannya. Yang berjuang bersama-sama, membagi tugas untuk membesarkan
anak-anaknya .”
“
Hiduplah bagaikan Setetes Air Yang Jatuh ke Danau. Walau kecil,
tetapi dapat mempengaruhi seluruh danau. Dapat membuat gelombeng-gelombang
kecil yang menggetarkan permukaan danau”
“ Hiduplah seperti Angin.
Yang bebas dan merdeka. Tapi jangan sampai terombang ambing . “
Tidak ada komentar:
Write komentar