Hallo

Remaja- Remaja Jenius


Inilah para remaja jenius yang telah memperoleh prestasi luar baisa di masa mudanya. Mereka melebihi kepintaraan para remaja sebayanya. Meraka yaitu,diantaranya:

1. Terence Chi-Shen Tao {meraih gelar sarjana dan master pada usia 17 tahun }
     Terence Chi-Shen Tao, pria kelahiran Adelaide,Australia 17 Juli 1975. Ayah Tao lahir di Shanghai dan ibu Tao berasal dari suku Kanton. Orang tua Tao merupakan imigran asal Hong Kong generasi pertama yang bermigrasi ke Australia. Ayahnya, Billy Tao, adalah seorang dokter anak dan ibunya sarjana lulusan matematika dan fisika dari University of Hong Kong. Ibu Tao juga sempat mengajar matematika di Hong Kong. Terence Tao memiliki dua saudara laki-laki yang keduanya juga mewakili Australia pada ajang olimpiade matematika internasional.

       Tao adalah anak ajaib. Menurut ayahnya, saat Tao berumur 2 tahun ketika sedang ada perkumpulan keluarga, Tao justru mengajari matematika dan bahasa Inggris kepada anak-anak yang berusia 5 tahun atau lebih tua dari usianya.Dia mengikuti kursus matematika untuk level perguruan tinggi pada usia 9 tahun. Dia adalah satu dari hanya dua anak dalam sejarah yang meraih skor lebih dari 700 dalam program Johns Hopkins’ Study of Exceptional Talent. Padahal saat itu usianya baru 8 tahun, tapi skornya sudah 760. Pada 1986, 1987, dan 1988,Tao merupakan partisipan termuda dalam ajang olimpiade internasional bidang matematika yang pertama kali berkompetisi pada usia 10 tahun, tapi dia meraih medali perunggu,perak,dan perunggu secara berurutan. Tao meraih medali emas pada usia 13 tahun dan merupakan peraih medali emas termuda dalam sejarah. Pada usia 14 tahun, Tao mengikuti Research Science Institute. Dia meraih gelar sarjana dan master pada usia 17 tahun dari Flinders University. Pada 1992,dia meraih beasiswa Fullbright untuk mengambil studi master di Amerika Serikat (AS). Dari tahun 1992 hingga 1996,Tao adalah mahasiswa Princeton University dan menerima gelar doktornya pada usia 20 tahun. Dia kemudian bergabung dengan UCLA pada 1996. (abdul malik/islahuddin)  . Ketika Tao berusia 24 tahun,dia dipromosikan untuk mendapatkan gelar profesor penuh di UCLA yang merupakan usia termuda di lembaga itu.Dia menjadi profesor termuda di departemen matematika UCLA. Dia menyelesaikan gelar PhD di bawah bimbingan pakar matematika Elias Menachem Stein di Universitas Princeton pada 1996. Pada Agustus 2006 dia mendapat Fields Medal (penghargaan dari International Congress of the International Mathematical Union yang diberikan kepada pakar matematika di bawah usia 40 tahun). Pakar matematika ini memiliki bidang kajian pada analisis harmonik, persamaan diferensial parsial, kombinatorika,teori bilangan analitis,dan teori representasi.Salah satu karyanya yang paling terkenal, bersama dengan matematikawan Inggris Ben J Green dalam bidang aritmetika, adalah the Green–Tao theorem.Tao saat ini seorang profesor matematika di Universitas California,Los Angeles. Untuk urusan penghargaan, Tao memang memiliki seabrek. Selain Fields Medal yang sangat bergengsi itu, pada September 2006 dia juga meraih penghargaan MacArthur Fellowship.

2.   March Boedihardjo .( mahasiswa termuda berusia 14 tahun)


March Boedihardjo, satu dari banyak anak berprestasi Indonesia keturunan Tionghoa lahir pada tahun 1998 di Hongkong. March Boediharjo dan keluarganya adalah orang Indonesia yang bermukim di Hongkong. Dan ketika tahun 2005, March dan keluarganya hijrah ke United Kingdom, ketika kakak laki-lakinya, Horatio Boediharjo yang saat itu berusia 14 tahun mendapat beasiswa di Oxford University, dalam program Phd, dan membuat ia menjadi salah satu siswa termuda di universitas itu.

Kedua anak keturunan Boediharjo ini memang menunjukan talenta lebih dalam bidang ilmu matematika, ayahnya memang sudah sejak kecil mengenalkan matematika kepada kedua anaknya ini, bahkan ketika makan pun yang mereka bicarakan adalah soal matematika. March menyelesaikan sekolah menengahnya di Inggris ketika ia dan keluarganya menemani kakaknya menempuh pendidikan di Ingris. Hebatnya, dia masuk dalam kelas akselerasi, sehingga hanya perlu waktu dua tahun menjalani pendidikan setingkat SMA itu. Hasilnya, dia mendapat dua nilai A untuk pelajaran matematika dan B untuk statistik. Dia juga berhasil menembus Advanced Extension Awards (AEA), ujian yang hanya bisa diikuti sepuluh persen pelajar yang menempati peringkat teratas A-level. Dia lulus dengan predikat memuaskan. Dalam sejarah AEA, hanya seperempat peserta AEA yang bisa mendapat status tersebut. Ia juga mendapatkan 8 GCSEs dalam waktu yang sama dengan ketika ia mengikuti ujian A-level di Inggris. Setelah itu, ia pun mendaftarkan diri ke Baptist Hong Kong (HKBU), sebenarnya March sudah melamar ke beberapa universitas lain di Hong Kong. Di antaranya yaitu Universitas of Hong Kong, Hong Kong University of Science and Technology, dan Chinese University of Hong Kong. Namun, sayangnya universitas-universitas itu belum memberikan jawaban, aku ayah March. Sebenarnya, March ingin menyusul kakaknya yang berusia 14 tahun yang melanjutkan pendidikan di Oxford University di Inggris, namun sayangnya keluarga mereka tidak punya cukup uang, waluapun ayahnya adalah seorang pengusaha karena biaya hidup di Inggris itu sangat mahal dan akhirnya March dan orang tuanya pun harus kembali ke Hongkong lagi meninggalkan kakaknya yang sedang menempuh pendidikan di Oxford.

Ia mencatatkan diri sebagai mahasiswa termuda di Universitas Baptist Hong Kong (HKBU). Di tahun-tahun pertamnya dia mengkritik bahwa pelajaran yang diajarkan terlalu mudah. Ia mendapatkan B+dan A- di hampir semua ujian matematika yang membuat ia masuk ke dalam daftar Dean, yaitu penghargaan bagi siswa yang memiliki IPK 3.00-3.49 dengan tidak ada nilai dibawah C. March juga akan memiliki gelar sarjana sains ilmu matematika sekaligus master filosofi matematika. Karena keistimewaannya itu, perguruan tinggi tersebut menyusun kurikulum khusus untuknya dengan jangka waktu penyelesaian lima tahun yaitu pada tahun 2010

3. Sho Yano { 
lulus summa cum laude pada usia 12 }



Sho Yano Timotius (Sho Yano  Lahir . 1991, Portland,Oregon) adalah seorang keturunan Asia-Amerika anak ajaib dengan IQ sekitar 200ayah Yano itu, Katsura, berasal dari Jepang dan ibunya, Kyung. , berasal dari Korea Selatan
Yano sudah dapat  membaca pada usia 2 tahun,dapat menulis pada usia 3 tahun, memainkan musik klasik pada piano pada usia 4 dan menggubah pada usia 5 tahun.  Ia pergi ke Sekolah Mirman sewaktu kecil. Setelah mencetak 1500 dari 1600 pada SAT(Scholastic Aptitude Test and Scholastic Assessment Test) di usia 8 tahun, ia masuk Universitas Loyola Chicago pada usia 9,  lulus summa cum laude pada usia 12 tahun, dan kemudian memasuki Sekolah Pritzker Kedokteran di Universitas Chicago di jurusan MSTP (
Medical Scientist Training Program)

), yang dirancang bagi mereka yang mencari  MD danPhD . Sho dianugerahi gelar PhD dalam genetika molekuler dan biologi sel di sana pada tahun 2009, pada usia 18 tahun.  Dia kembali untuk tahun kedua di sekolah kedokteran di Universitas Chicago pada 2009.
Menurut dia, dia berutang banyak kesuksesan kepada ibunya, yang melihat kemampuan  intelektualnya yang sangat tinggi pada usia dini dan membantu mendorong dan memotivasi dia melalui pengayaan akademis yang ketat. Ibunya juga bersekolah di rumah dia sampai kelas 12, mengatakan ia merasa siswa lain seusianya tidak akan tertarik pada studi mereka. Adik sho,Sayuri (lahir 1996) juga menunjukkan bakat luar biasa dalam kedua studi akademis dan musik; dia, sejak 2010, lulusan di Roosevelt University dengan gelar Bachelor of Science dalam tingkat biologi.

4.  Ainan Cawley ( 10 tahun masuk universitas) 


 Ainan lahir pada 23 November 1999 dari pasanganValentine Cawley (asal Inggris) dan Ibu Syahidah Osman (asal Singapura). Di usia tujuh dia sudah dapat menguasai kimia dan fisika. Kemampuan dalam standar normal, baru bisa dicapai ketika usia 16 tahun. pada usia sepuluh, Ainan tidak lagi berada di Sekolah Dasar seperti anak-anak seusianya, tetapi dia sedang melanjutkan studinya di Universitas Help di Malaysia.

Laboratorium kimia kampus Help sekarang menjadi lahan baru yang digarap Ainan untuk menuntaskan studinya meraih gelar sarjana. Tak ubahnya seperti anak seusianya, walaupun gelar anak paling pintar sedunia melekat pada dirinya, anak yang memiliki nama lengkap Ainan Calesty Cawley ini suka berkumpul dan bermain game bersama kedua sodaranya.

Kemampuannya yang luar biasa pada ilmu kimia sudah ditunjukkan saat Ainan masih berusia tujuh tahun dengan lulus ujian kimia yang diberikan kepadanya. Syahidah, ibu Ainan, mengungkapkan bahwa sejak masih kecil bocah berkulit putih itu sudah menunjukkan hal yang tidak biasa. Di usia empat bulan ia sudah merangkak, dan pada saat usianya enam tahun sudah menunjukkan ketertarikannya pada kimia. Bahkan pada saat diberikan soal-soal kimia padanya, Ainan dengan mudah menjawab dan menguraikan jawabannya.

Valentine, ayah Ainan, pernah mendaftarkan Ainan ke sekolah umum. Namun, di hari pertama masuk sekolah, Ainan sudah tampak tidak menyukainya karena membosankan. Kemudian pernah meminta program home-schooling. Berbagai upaya mendapat sekolah khusus bagi Ainan tidak didapati orang tua Ainan di Singapura. Karenanya, kemudian Valentine mencari peluang di Malaysia.

Ternyata Tidak butuh waktu lama untuk menerangkan kemampuan luar biasa seorang Ainan di kampus Help, Malaysia. Pihak kampus langsung menerimanya dan mengikuti program perkuliahan. Kemudian di tahun 2009, Ainan masuk program televisi The World’s Cleverest Child and Me di Inggris. Dan di usia delapan tahun sembilan bulan, dia mencatat rekor bisa mengingat angka sampai 518 digit. Sungguh suatu kemampuan yang jarang dimiliki, bahkan oleh orang dewasa sekalipun.

Di usia yang masih belia itu juga Ainan sudah belajar banyak hal tentang kimia. Beberapa model dasar Kimia sudah dikuasainya. Dengan itu dia masuk rekor Singapore Book of Records sebagai anak termuda yang menguasai kimia. Bahkan menurut The Wall Street Journal, Ainan saat ini sedang merancang mobil olah raga berkecepatan tinggi.


5. Marco Calasan (i
nsinyur sistem Microsoft termuda di dunia
)
marco calasan


Di usia masih belia, Marco Calasan, 9 tahun, memiliki prestasi luar biasa. Bocah jenius asal Macedonia ini merupakan insinyur sistem Microsoft termuda di dunia. Ia memegang empat sertifikat Microsoft dan menulis buku 312 halaman tentang Microsoft’s Windows 7. Microsoft adalah perangkat lunak komputer paling terkenal di dunia.
Pada usia enam tahun, Calasan mendapatkan pengakuan sistem administrasi pertamanya dari Microsoft, gelar yang sulit didapat bahkan oleh seorang insinyur komputer yang ahli.
Pemerintah Macedonia pun mengizinkannya untuk tidak datang ke sekolah secara rutin. Saat ini Marco bekerja sebagai pengendali sistem administrasi di sebuah lembaga non-profit yang membantu orang-orang cacat. Ia juga mengajar pengetahuan komputer dalam bahasa Inggris menggunakan streaming video.
Calasan bersekolah di SD Blaze Koneski di Macedonia. Seperti bocah lainnya, namun usia yang muda ternyata tak membuat Calasan menjadi sosok yang tidak sabaran. Ia justru tidak seperti bocah-bocah seusianya yang temperamental. Ia ramah, tenang dan mau menjelaskan kembali istilah-istilah komputer yang rumit.
Calasan kini menciptakan program IPTV, yaitu sistem jaringan pengiriman. Ia juga menjelaskan bagaimana ia bisa mengalirkan video kualitas tinggi ke seluruh Macedonia dan menyediakan jasa layanannya. Saat berbicara, kata “Microsoft” selalu muncul dalam setiap kalimatnya, sekaligus menegaskan jika bocah ini terobsesi dengan kreasi Bill Gates, pendiri Microsoft.
Calasan bisa berbicara dengan tiga bahasa, termasuk Inggris dengan fasih, dan saat ini tengah mempelajari bahasa asing keempat.
Profesor Elena Achkovska-Leshkovska dari Institut Psikologi di Skopje, pernah melakukan tes pada Calasan ketika ia berusia 7 tahun. Ia menemukan jika otak Calasan beroperasi seperti bocah di atas usia 12 tahun, yang memiliki tingkat emosional dan sosial yang tinggi. Sebuah anugerah yang jarang ditemukan pada anak-anak seusianya.
Selama Calasan diwawancarai CNN, ibunya, Radica menemaninya dengan setia. Ibu muda ini dengan bangga melihat aktivitas putranya.
6. Alia Sabur ( Profesor pada usia 19 tahun)
Alia Sabur masih muda, masih 19 tahun. Namun namanya menghentak kalangan akademisi setelah dinobatkan sebagai profesor termuda oleh Guinness World Record.Dia sekarang menjadi profesor di Konkuk University Korea Selatan. Lahir pada 22 Februari 1989, Alia menjalani masa studinya dengan waktu amat singkat. Dari kelas IV SD, gadis ini langsung melompat ke universitas, dan lulus BA dengan predikat sum cum laude dari Universitas Stony Brook di New York ketika usianya baru 14 tahun.

Ia melanjutkan pendidikan di Universitas Drexel. Di universitas itu dia mendapatkan gelar master of science dan PhD. Tiga hari menjelang ulang tahun ke-19 Februari lalu, dia resmi menjadi dosen di Universitas Konkuk, Seoul, Korea Selatan. Buku Rekor Dunia Guinness menobatkannya sebagai guru besar termuda dalam sejarah. Dia menumbangkan rekor sebelumnya yang dicatat oleh Colin MacLaurin, mahasiswa Isaac Newton, pada tahun 1717.

Masa depan cemerlang terbentang luas di hadapan remaja Northport, New York itu. Tapi dia memilih mengajar. “Saya sangat senang mengajar. Karena di bidang itulah kita bisa membuat perbedaan. Dengan mengajar, kita tidak cuma menunjukkan yang bisa kita lakukan, tapi juga memampukan orang lain untuk membuat perbedaan,” katanya

Alia tidak cuma cemerlang di bidang akademis. Ia sudah tampil memainkan klarinet bersama Rockland Symphony Orchestra pada usia 11. Di bidang musik ini ia sudah mendapat berbagai penghargaan. Seni bela diri juga dikuasainya dengan menyandang sabuk hitam Tae Kwon Do.

7. Akrit Jaswal
Akrit Jaswal, adalah merupakan salah satu anak ajaib di dunia. Pada umur 7 tahun dia duah menjadi dokter bedah. Meski bukan dalam arti dokter bedah sebenarnya, dia saat usia itu pernah melakukan pembedahan pada seorang gadis karena menderita luka bakar di tangannya. Semula gadis itu menderita luka bakar hingga tangannya tidak dapat dibuka lagi. Jaswalpun akhirnya melakukan pembedahan hingga jemari gadis itu bisa dibuka lagi. 
Selanjutnya Jaswal ternyata tercatat pula sebagai dokter termuda di dunia, dan dia tercatat sebagai mahasiswa di sebuah universitas pada usianya yang ke-11 tahun
Menurut ibunya Raksha Kumari Jaswal, Akrit pada pertumbuhan dan perkembangan pada usia bayi sudah sangat luar biasa.. Dia mulai berbicara dalam bulan ke-10 dan sudah mulai membaca Shakespeare pada usia 5. Akrit mengembangkan semangat untuk ilmu pengetahuan dan anatomi di usia dini. Dokter di rumah sakit setempat memperhatikan dan mulai memungkinkan dia untuk mengamati operasi ketika ia 6 tahun. Terinspirasi oleh apa yang ia lihat, Akrit membaca semua dia bisa pada topik. Ketika ia berumur 7 tahun sebuah keluarga yang miskin mendengar tentang kemampuan yang luar biasa, mereka bertanya apakah ia akan beroperasi pada putri mereka secara gratis. Operasi nya sukses dirayakan. Itu tidak sulit secara teknis namun. Suatu hari nanti, ia berharap untuk melanjutkan studinya di Imperial College London.
Ia menjadi mahasiswa termuda  di Universitas Punjab, Chandigarh, India. Dia sedang belajar untuk gelar master dalam kimia terapan. Dia memiliki buku-buku seperti Anatomi Gray, dan buku pelajaran pada bedah, anestesi, anatomi, fisiologi, kanker, dan lain-lain. Akrit mengklaim telah menguasai mereka dengan kebiasaan sehari-hari belajar selama satu jam. Akrit  memiliki IQ  146.

Tidak ada komentar:
Write komentar

Recommended Posts × +